Penyebaran Thyphus pada Masyarakat
Penyakit
Typhus atau yang juga dikenal sebagai demam tifoid merupakan penyakit yang
sudah tidak jarang lagi ditemukan menjangkit masyarakat. Dari anak-anak hingga
dewasa, tidak ada satupun yang dapat menghindar dari penyakit typhus ini.
Penyakit typhus merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menjangkiti
tubuh manusia. Kuman itu adalah Salmonella
typhi atau Salmonella paratyphi. Karakteristik
kuman ini merupakan kuman berbentuk batang dan tidak berspora. Kuman ini tumbuh
di lingkungan dengan pH 6 hingga pH 8 dan dapat mati dengan pemanasan pada suhu
60oC. Kuman inilah yang dapat menyebabkan demam enterik. Demam
enterik merupakan istilah yang digunakan untuk kondisi usus halus yang
terinfeksi akut oleh kuman dan menyebabkan usus menjadi luka serta mengalami
pendarahan. Pada tingkat keparahan yang tinggi, dapat juga terjadi kebocoran
usus pada si penderita.
Penyakit
typhus juga diketahui sebagai penyakit yang dapat menular dengan mudah. Selain
dapat menular penyakit ini juga dikategorikan dapat berulang kembali pada si
penderita. Fakta ini didukung oleh penyakit typhus sebagai penyakit underimun.
Penyakit underimun merupakan penyakit yang menyerang tubuh manusia dikarenakan
sistem imun atau daya tahan tubuh yang lemah. Oleh karena penyakit thyphus tergolong
penyakit underimun, maka penyakit ini pun menjangkit manusia dengan sistem imun
yang lemah. Bagaimanakah typhus dapat menyerang manusia melalui sistem imunnya?
Apakah gejala-gejala penyakit typhus? Mungkinkah penyakit ini dapat dicegah?
Lalu, bagaimanakah penyakit ini dapat diobati? Semua pertanyaan tersebut akan
kita ketahui bersama-sama melalui bacaan ini.
Penularan dan Penyebaran Penyakit Typus
Penularan
penyakit typhus dapat dilakukan oleh kuman melalui beberapa media penularan.
Akan tetapi, media penularan penyakit typhus yang paling umum adalah melalui
makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang terkontaminasi kuman Salmonella typhi merupakan makanan
tercemar yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh manusia. Jika manusia
mengkonsumsi makanan atau minuman tercemar kuman ini, maka akan terserang
penyakit typhus. Selain melalui makanan, penyakit typhus dapat juga ditularkan
melalui media jari-jari. Kuku pada jari-jari manusia sering kali kotor. Keadaan
kuku panjang yang kotor memungkinkan dalam aktivitas sehari-hari menjadi tempat
berkembang biak kuman penyebab penyakit, termasuk juga penyakit typhus. Ketika
kuku pada jemari kita gunakan untuk makan atau kontak dengan mulut, maka
penyakit typhus dapat menyerang kita. Selain itu kuman penyebab penyakit typhus
juga dapat menular melalui muntahan, lalat, dan feses. Segala media yang dapat
menularkan penyakit typhus sudah kita ketahui, namun tahukah anda bahwa
penjangkitan penyakit typhus lebih cepat dengan melalui mulut. Oleh karena itu,
dengan media makanan typhus akan lebih cepat menyerang.
Penyebaran
penyakit typhus melalui makanan menunjukkan bagaimana kuman Salmonella typhi masuk ke lambung.
Karena kuman ini hidup dalam suasana dengan pH 6 hingga pH 8, maka lambung
dengan pH 4 dapat memusnahkan kuman ini jika didukung oleh sistem kekebalan
tubuh yang baik. Jika manusia dalam keadaan underimun inilah yang menyebabkan
kuman yang telah masuk ke dalam lambung lolos hingga ke usus halus. Di dalam
usus halus, kuman mengeluarkan endotoksin yang menyebabkan darah menjadi
mengandung bakteri. Selanjutnya, aliran darah membawa bakteri menuju limfa dan
hati. Pada bagian ini terjadilah tukak yang mengakibatkan pendarahan pada usus.
Pendarahan pada usus ditunjukkan oleh tubuh dengan suhu tubuh yang meningkat
atau demam. Oleh karena keadaan inilah typhus juga disebut sebagai demam
tifoid.
Rincian
lebih lengkap mengenai cara kuman penyebab penyakit typhus menyebar dalam tubuh
manusia akan kita bahas lebih lanjut. Kuman penyebab penyakit typhus biasanya
akan bereaksi setelah 3 sampai 4 hari memasuki tubuh. Gejala yang ditimbulkan
pun tidak datang secara sekaligus, melainkan secara bertahap. Gejala awal
biasanya ditandai dengan sakit kepala. Sakit kepala yang dirasakan oleh
penderita biasanya menyebabkan bagian kening depan dan leher menjadi tegang. Sakit
kepala ini juga bisa diikuti oleh badan yang terasa lemah dan lesu. Tak jarang
juga penderita akan terkena batuk, yang dapat salah disangka flu. Selain batuk
penderita juga dapat menderita sakit perut dalam perkembangan setelahnya.
Berikut ini gejala-gejala yang muncul dari penderita penyakit typhus sesuai jangka waktu penyebarannya:
·
Minggu pertama; selama
satu minggu pertama kuman memasuki tubuh akan terjadi peningkatan suhu tubuh. Peningkatan
suhu tubuh juga berangsur secara
bertahap. Awalnya suhu tubuh normal akan bertambah sedikit demi sedikit hingga
mencapai 40oC. Pada penyakit typhus ada hal unik dari gejala suhu
tubuh tinggi ini. Suhu tubuh biasanya akan menjadi tinggi di sore atau malam
hari, atau sesuai pengalaman pribadi saya adalah saat maghrib menjelang. Hal
yang menunjukkan penyakit ini berbeda dengan penyakit suhu tubuh tinggi (panas)
lainnya adalah pada denyut nadi. Jika pasien mengalami penyakit typhus, suhu
badan yang tinggi tidak diikuti oleh denyut nadi yang cepat melainkan sangat
lemah. Sedangkan pada penyakit panas pada umumnya, jika suhu badan tinggi
biasanya denyut nadi pun akan semakin cepat. Dalam satu minggu pertama ini juga
biasanya akan ditemukan bintik-bintik merah disekujur tubuh. Sehingga
terkadang, gejala pasien typhus juga dapat disalah artikan sebagai gejala
penyakit DBD. Perbedaannya, bintik-bintik merah pada tubuh pasien typhus
disebabkan oleh infeksi pada kelenjar usus.
·
Minggu kedua; selama
minggu kedua gejala yang ditimbulkan semakin parah. Penderita penyakit typhus
biasanya akan mengalami nafsu makan yang berkurang. Tak jarang juga penderita
akan mengalami diare dan sakit perut yang sangat amat. Hal ini disebabkan oleh
keadaan usus halus yang semakin parah akibat telah terjadi pernanahan di dalam
usus halus. Gejala lain yang ada pada minggu kedua ini adalah pucat, lidah
kering, serta kondisi pasien yang semakin terlihat lemah.
·
Minggu ketiga; selama
minggu ketiga ini kondisi pasien sudah dapat dikatakan kritis. Sakit perut
sudah terasa sangat sakit sekali, pasien tidak dapat buang air besar, dan
denyut nadi berubah-ubah dari cepat lalu lemah. Terdapat juga pasien yang mulai
sulit menjaga kesadaran. Kemampuan kesadaran menurun bahkan mungkin tidak
sadarkan diri. Dalam minggu ketiga setelah kuman menginfeksi usus telah mengalami
pendarahan dan jika tidak segera mendapatkan pengobatan maka dapat juga
diakhiri dengan kematian.
Namun
dengan sistem imun atau daya tahan tubuh yang baik serta pengobatan yang
teratur, pada minggu ketiga setelah terinfeksi penyakit typhus terdapat pasien
yang berangsur-angsur pulih. Suhu tubuh yang tinggi akan berangsur-angsur
menurun dan gejala-gejala seperti sakit perut, lemas, dan pusing pun akan
menghilang. Oleh karena itulah penyakit typhus dinyatakan sebagai penyakit
underimun. Pasien dengan daya tahan tubuh yang kuatlah yang mampu sembuh lebih
cepat dari penyakit ini. Akan tetapi, walaupun sudah pulih pasien tetap harus
mengonsumsi obat yang diresepkan padanya hingga habis. Mengingat penyakit ini
dapat kambuh kembali dan menjadi kebal, jika pengobatan tidak dilakukan secara
tuntas.
Lalu
pemeriksaan apakah yang harus dilalui untuk mendeteksi penyakit typhus pada
manusia? Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan. Pemeriksaan yang
pertama adalah pemeriksaan darah lengkap. Dengan melakukan pemeriksaan darah
lengkap, dapat diketahui keberadaan dan jumlah leukopeni dan leukosistosis.
Pembacaan hasil pemeriksaan darah lengkap ini kemudian dapat menentukan apakah
seseorang terjangkit penyakit typhus atau tidak. Pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan adalah pemeriksaan berupa uji widal. Uji widal merupakan pemeriksaan
yang dilakukan untuk menemukan keberadaan antibody terhadap bakteri Salmonella typhi.
Jika
sudah melalui pemeriksaan dan dihasilkan positif typhus maka penderita harus
melewati serangkai program pengobatan. Pertama, pasien harus dirawat dengan
tujuan isolasi, observasi, dan pengobatan. Isolasi dilakukan karena penyakit
typhus dapat menular. Observasi dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengobatan
yang tepat bagi pasien. Sedangkan pengobatan dilakukan sesuai dengan level
keparahan pasien. Pasien diharuskan istirahat dan tetap dalam posisi berbaring
selama 7 sampai 14 hari. Mengurangi aktivitas dan kegiatan pasien dapat
mencegah usus halus mengalami pendarahan. Jika pasien telah sampai pada tahapan
kehilangan kesadaran, maka posisi berbaring pasien harus terus dilakukan
perubahan untuk mencegah komplikasi pneumonia hipostatik.
Program
pengobatan lain yang harus dilakukan oleh penderita penyakit typhus adalah
penjagaan makanan. Karena organ tubuh yang diserang oleh penyakit ini adalah
usus halus, maka konsumsi makanan pasien haruslah dijaga untuk mencegah kondisi
usus halus semakin parah. Biasanya, pasien penyakit typhus diharuskan
mengkonsumsi bubur saring selama masa awal penyakit. Beberapa waktu kemudian
barulah dapat diberikan bubur kasar dan lauk pauk yang rendah sellulosa untuk
mendukung konsumsi gizi penderita. Melalui penjagaan makanan, proses
penyembuhan pun dapat semakin dipercepat.
Selain
istirahat dan penjagaan makanan, pasien penyakit typhus harus mengonsumsi
obat-obatan sesuai resep dokter. Obat yang diberikan kepada pasien typhus
adalah antibiotik. Antibiotik sangat efektif dalam memusnahkan kuman dalam
tubuh manusia. Dengan mengonsumsi antibiotik secara disiplin sesuai resep
dokter, maka pada hari kelima seharusnya kondisi sudah berangsur membaik.
Pencegahan
yang dapat dilakukan agar tidak terjangkit penyakit typhus tidaklah jauh dengan
menjaga sistem imun dengan baik. Karena sudah terbukti bahwa ketika sistem imun
kita dalam kondisi baik, walau kuman typhus masuk maka akan dapat dikalahkan
oleh sistem imun kita. Selain itu, pencegahan lain dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan lingkungan. Lingkungan yang bersih tentu akan terhindar dari
kuman-kuman, termasuk juga kuman penyebab penyakit typhus. Menjaga kebersihan
dapat diartikan juga mengisolasi lingkungan kita dari kemungkinan penyebaran
kuman tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai upaya penjagaan kebersihan
lingkungan adalah dengan melakukan pembuangan sampah dengan bersih, penyaringan
air minum, serta penyimpanan makan dan minuman di tempat-tempat steril. Upaya
pencegahan lain juga dapat dilakukan dengan melakukan strelisisasi terhadap
pakaian, alat-alat makan, dan kebersihan tubuh. Biasakan mencuci tangan sebelum
makan dan menggunakan pakaian yang telah dicuci bersih. Pendidikan akan
pentingnya kesehatan juga wajib diberikan sejak usia dini, mengingat penyakit
typhus lebih banyak menjangkit anak-anak daripada orang dewasa.
Demikianlah
pemaparan mengenai gejala penyakit typhus, pencegahan, serta penanggulangannya.
Hal yang pasti kita perlu ketahui adalah, setiap penyakit dapat dikalahkan oleh
antibodi dalam tubuh kita jika didukung oleh tubuh yang sehat. Oleh karena itu,
biasakan hidup sehat dan pastikan sistem imun kita selalu dalam keadaan
terbaiknya. Sehingga penyakit typhus pun tidak dapat menyerang.
Memperkenalkan..Produk berkualitas untuk meningkatkan imun system. Anda mengalami underimun? berbagai penyakit yang disebabkan oleh underimun gunakan selalu Transfer Factor untuk cegah penyakit yang disebabkan imun terlalu rendah..
Info lanjut;
Ani purwati
HP/WA: 081911562390