Epilepsi



Penderita Epilepsi Kambuh! Jangan Panik dan Lakukan Pertolongan Pertama

Suatu malam penumpang bus dalam kota yang saya tumpangi untuk pulang dan pergi ke tempat saya bekerja terasa lebih lengang dari hari-hari biasa. Keadaan bus tidak terlalu penuh tapi sudah ada penumpang yang berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk, termasuk saya. Saat itu salah seorang penumpang di sebelah kanan saya, seorang yang sepertinya mahasiswa laki-laki mulai kelihatan gelisah. Nampak oleh saya keningnya mengucurkan keringat dan tangannya sedikit gemetar berpegangan pada salah satu bangku penumpang. Tidak lama laki-laki tersebut terduduk di lantai bus dan tangan tergeletak lemas di kedua sisi tubuhnya. Saya panik mengira orang itu jatuh karena pingsan. Akan tetapi matanya masih terbuka dan getaran tubuhnya semakin terlihat jelas. “Ayan itu!” ucap seseorang di belakang saya. Keadaan di bus mulai semakin panik, beberapa orang mendekat ingin melihat dan saya sebagai orang dengan jarak paling dekat dari penderita tidak tahu harus melakukan apa. Mahasiswa laki-laki tersebut beberapa saat kemudian sudah tergeletak seluruh tubuhnya di lantai bus, saya mencoba meminta bantuan dengan menanyakan adakah orang di bus yang bisa memberikan pertolongan pertama. Seorang ibu bangkit dari tempat duduknya lalu melakukan pertolongan pertama. Cerita lengkap bagaimana ibu tersebut memberikan pertolongan pertama pada penderita epilepsi akan saya beritahu selanjutnya. Sekarang marilah kita terlebih dahulu mengenal lebih jauh tentang epilepsi.

Apa itu Epilepsi?

Epilepsi berasal dari bahasa Yunani yaitu epilambanmein yang artinya serangan. Masyarakat Yunani pada zaman dahulu kala memiliki kepercayaan bahwa epilepsi bukanlah suatu penyakit biasa, melainkan hasil perbuatan roh jahat dan epilepsi dijadikan penyakit yang bersifat suci. Lambat laun kepercayaan tersebut berubah menjadi mitos dikalangan masyarakat yang kemudian menyulitkan upaya dalam menangani penderita epilepsi secara ilmu kedokteran.
Hipocrates merupakan orang pertama yang mempercayai dan mengenal epilepsi sebagai penyakit yang disebabkan oleh gangguan otak. Epilepsi sebagai kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada manusia dan dapat terjadi pada setiap orang. Saat ini terdapat kurang lebih 50 juta orang di dunia yang mengidap epilepsi. Penyebab dari epilepsi belum dapat diketahui dengan pasti, akan tetapi umumnya diakibatkan penderita mempunyai kelainan genetik. Akan tetapi, kelainan genetik ini bukan berarti merupakan faktor yang diturunkan.
Lalu apakah sebenarnya kelainan secara neurologi yang terdapat pada penderita epilepsi? Penderita epilepsi ketika mengalami episode akan ditandai oleh keadaan di mana terjadi bangkitan (kejang) berulang. Bangkitan berulang yang terjadi disebabkan oleh lepasnya muatan listrik neuron dari otak dalam jumlah yang berlebihan dan dalam waktu yang sangat singkat. Menurut beberapa penelitian, bangkitan epilepsi dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu bangkitan parsial dan bangkitan umum. Berikut ini akan kita  bahas lebih mendalam mengenai masing-masing jenis bangkitan.
Bangkitan parsial dibagi menjadi tiga kategori yaitu bangkitan parsial sederhana, bangkitan parsial kompleks, dan bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder. Menurut dokter Yuliana Uganda, bangkitan parsial sederhana ditandai oleh tidak adanya gangguan kesadaran, bangkitan dapat berupa gerakan motorik, sensorik, otonim, atau psikis bergantung pada lokasi bangkitan dalam otak. Biasanya pada bangkitan parsial sederhana di awali dari tangan, kaki, atau muka lalu menyebar pada sisi yang sama.
Selanjutnya untuk kategori bangkitan parsial kompleks ditandai dengan terdapat gangguan kesadaran, diawali dengan aura, diikuti oleh gerakan motorik tanpa tujuan yang jelas seperti mengunyah atau menelan, dan terdapat periode bingung setelah kejang berhenti. Bangkitan parsial jenis terakhir yaitu bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder ditandai dengan tanda awal baik bangkitan parsial sederhana ataupun kompleks namu dalam waktu singkat berkembang menjadi bangkitan umum. Bangkitan umum yang terjadi mengakibatkan kelojotan keempat anggota gerak.
Bangkitan umum dibagi menjadi enam kategori yaitu absans (lena), mioklonik, klonik, tonik, tonik-klonik, dan atonik. Bangkitan absans (lena) ditandai dengan gangguan kesadaran secara mendadak selama beberapa detik, selama bangkitan kegiatan motorik dan pasien diam tanpa reaksi, mata memandang jauh ke depan, pemulihan kesadaran segera tanpa kebingungan, dan sesudahnya pasien dapat melanjutkan aktivitas kembali. Bangkitan umum mioklonik sesuai namanya ditandai dengan gerakan mioklonus berupa gerakan seperti menyentak secara tiba-tiba dan sangat singkat. Benda yang dipegang saat terjadi bangkitan umum mioklonik dapat terlempar. Selanjutnya bangkitan umum klonik, gerakan yang bersifat berulang dan memiliki pola gerak-istirahat-gerak-istirahat dan seterusnya. Lain lagi karakteristik untuk bangkitan umum tonik yang ditandai dengan kontraksi otot yang kaku pada anggota gerak, umumnya berlangsung selama 30 detik, mata mendelik ke atas atau satu sisi, selama terjadi bangkitan wajah akan terlihat distorsi karena kontraksi otot dan nafas terganggu, serta dapat diikuti oleh kebingungan setelahnya. Bangkitan umum tonik-klonik biasanya didahului oleh jeritan dan pasien mengalami hilang kesadaran, kemudian diikuti gerakan kejang kelojotan pada lengan dan tungkai, disertai juga mulut berbusa atau mengompol, selesai bangkitan pasien mengalami kebingungan, dan pasien akan sering tidur setelah bangkitan. Terakhir bangkitan umum atonik dimana terjadi drop attack pada penderita dan berlangsung sangat singkat.
Begitulah kira-kira karakteristik dari berbagai kategori bangkitan yang merupakan manifestasi klinis dari epilepsi. Karena beberapa tanda seperti kejang dan teriak, tak jarang orang salah mengartikan penderita epilepsi sebagai orang kesurupan roh jahat. Oleh karena itu untuk mengetahui dengan sebenarnya jika ada orang di sekitar kita yang mengalami gejala-gejala di atas, dapat dilakukan pemeriksaan sebelum menentukan diagnosis epilepsi.
Seperti dalam berbagai sumber dapat diketahui bahwa diagnosis epilepsi dilakukan atas pengamatan dan pemeriksaan klinis terhadap penderita. Pengamatan harus dilakukan secara menyeluruh dengan teliti. Penjelasan dari pasien pun menjadi sangat penting nilainya mengenai segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah serangan. Pemeriksaan klinis berupa pemeriksaan dengan Elektroensefalografi (EEG) juga dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang. Menurut dokter Yunita Uganda, pemeriksaan EEG sebaiknya dilakukan pada saat bangun, tidur, dengan simulasi tertentu sesuai pemicu dari bangkitan. Selain pemeriksaan EEG terdapat juga pemeriksaan dengan neuroimaging berupa CT-Scan dan MRI, dapat dilakukan jika diduga terdapat kelainan struktural, perubahan bentuk bangkitan, kelainan pada pemeriksaan saraf, dan bangkitan pertama dialami oleh pasien di atas umur 25 tahun. Pemeriksaan lainnya adalah pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan cairan serebrospinal jika dicurigai ada infeksi otak.
Setelah mengetahui kondisi dan kategori epilepsi yang diderita, pasien epilepsi biasanya akan menjalani berbagai terapi. Terapi ini bertujuan mengoptimalkan kualitas hidup dari pasien epilepsi dengan beberapa kemungkinan seperti dapat menghentikan terjadinya episode bangkitan, mengurangi frekuensi terjadinya episode bangkitan, mencegah timbulnya efek samping dari konsumsi obat oleh pasien, dan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari pasien epilepsi. Selain terapi secara fisik diharapkan pasien epilepsi juga menerima pemeriksaan psikologis secara rutin. Hal ini dilakukan karena pasien epilepsi umumnya sering mengalami penolakan dalam masyarakat dikarenakan persepsi yang salah mengenai penyakit epilepsi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, masih banyak masyarakat yang menganggap epilepsi sebagai perkara kutukan akibat perilaku jahat. Selain akibat penolakan, pasien epilepsi juga dapat mengalami masalah psikologi karena akan menemukan banyak keterbatasan dalam dirinya sebagai seorang pasien epilepsi.
Selain bentuk penanggulangan pasien epilepsi, sebenarnya terdapat informasi yang juga tak kalah penting bagi kita yang dalam keseharian memiliki kenalan seorang pasien epilepsi atau dapatnya juga secara tidak sengaja menemukan kejadian kambuh dari pasien epilepsi seperti yang saya alami. Kekurangtahuan saya ketika menghadapi kejadian kambuh dari pasien epilepsi akan menimbulkan kepanikan dan hal-hal tidak diinginkan lainnya. Oleh karena itu, ada baiknya melalui bacaan ini kita bersama-sama belajar bagaimana menghadapi kejadian kambuh dari pasien epilepsi. Berikut ini informasi yang dapat dikumpulkan dari berbagai sumber mengenai pertolongan pertama pada pasien epilepsi yang mengalami episode.

Pertolongan Pertama Saat Terjadi Epilepsi

Hal yang harus dipastikan pertama kali adalah tidak boleh panik terlebih lagi takut ketika terdapat pasien epilepsi yang kambuh di sekitar kita. Cobalah menenangkan diri anda sebelum melakukan tindakan selanjutnya, karena bertindak tenang akan sangat membantu dalam proses pertolongan pertama. Jika anda sudah dapat bersikap tenang perhatikan sekeliling tempat episode terjadi, adakah barang-barang berbahaya dalam jangkauan pasien? Pindahkan dan jauhkan dari jangkauan barang-barang tersebut, jika ada. Selanjutnya perhatikan tempat atau lokasi episode terjadi, jika lokasi tersebut tergolong berbahaya seperti pinggir jalan dan lainnya pindahkan pasien. Selain lokasi tersebut berbahaya, jangan pindahkan pasien. Karena bangkitan dan reaksi lain selama episode epilepsi akan membuat pasien kesulitan bernafas, longgarkan kerah kemeja atau ikat pinggang dari pasien. Sering terdapat mitos untuk memasukkan sapu tangan atau benda lain ke dalam mulut pasien sebagai upaya mencegah lidah tergigit oleh pasien. Mitos itu jangan dilakukan. Jangan masukkan apapun ke dalam mulut pasien karena lidahnya tidak akan tergigit malahan dengan memasukkan benda dapat merangsang pasien untuk muntah atau melukai pasien dalam hal lain. Bila pasien muntah dan/atau mengeluarkan banyak air liur, miringkan kepala pasien ke satu sisi. Catatan cukup miringkan kepalanya saja tidak usah seluruh tubuhnya. Selain itu, perhatikan juga lama pasien mengalami bangkitan. Jika bangkitan terus berlangsung selama 2-3 menit, bangkitan terus berlanjut tanpa diselingi sadar diantaranya, dan pasien terluka selama bangkitan maka pasien harus dibawa ke rumah sakit. Jika bangkitan berakhir tetap berada di samping pasien dengan memastikan keadaannya. Jika tidak ada keluhan lain, maka pasien sudah dapat beraktivitas dan pulih kembali. Jika pasien mengantuk dan memiliki tatapan kosong atau yang dikenal dengan mengalami kebingungan, maka biarkan pasien untuk tetap di tempat sambil melanjutkan istirahatnya hingga pulih. Jangan berikan stimulasi dalam bentuk apapun kepada pasien sampai dapat diyakinkan bahwa pasien tidak mengalami keluhan lain.
Hal-hal tersebutlah yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama bagi pasien epilepsi yang kambuh (mengalami episode) di sekitar kita. Sama seperti pengalaman saya sebelumnya, seorang ibu yang memberi pertolongan pertama dalam bus waktu itu pun melakukan langkah-langkah serupa seperti yang dijelaskan. Saat itu saya tidak mengetahui bagaimana ibu tersebut dapat mengetahui cara melakukan pertolongan pertama pada pasien epilepsi. Akan tetapi pengalaman tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga dan penting untuk diketahui oleh semua orang.
Tidak ada yang mengetahui kapan dan atau bagaimana kita akan menghadapi pasien epilepsi yang mengalami episode, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita mempersiapkan diri dengan membekali diri dengan pengetahuan. Karena mungkin dengan satu pengetahuan kecil itu akan ada satu orang yang dapat kita selamatkan dari resiko luka dan atau kematian.
Taukah Anda tenteng Autoimun dan kaitanya dengan Epilepsi?


Epilepsi bisa dikategorikan dengan Autoimun yaitu imun hyperaktif yang merusak sel tubuh kita sendiri..info lanjut tentang Autoimun dan bagaimana cara kerja Transfer Factor terhadap kasus Autoimun,silahkan hubungi saya:
Ani purwati 

1 komentar:

Penyebab Ejakulasi Dini

Penyebabnya sanggup bermacam macam ialah rasa gugup terpojok ketagihan penawar pertanyaan dekat hubungan sehari-hari dgn pasangan, perubahan posisi kendala ereksi, hingga libido kenistaan interaksi seksual repot tak termasuk diantaranya. selama kamu terhindar alamat kondisi-kondisi di atas, di inginkan mampu mencegah terjadinya ejakulasi dini.

mengalahkan Ejakulasi Dini
sekian banyak trik yg dilakukan terhadap mengontrol ejakulasi dini adalah :

- jangan sampai memakai narkotik atau alkohol.
- cobalah bagi relaks atau tenang sebelum berhubungan seksual.
- Bernapas dekat Salah wahid trik yang paling enteng pada slow saat bersambung merupakan menyentak napas dalam.
- jalankan masturbasi 1-2 jam sebelum bersambung mampu memperlama fase ereksi
- lakukan trik Stop-Start yang dipopulerkan oleh Masters dan Johson. taktik ini pass efektif untuk mengontrol ejakulasi. rumus yang dilakukan merupakan :
- Pasangan wanita memulai dgn rangsangan pada penis laki laki dan menghentikannya saat laki-laki merasakan sensasi yg bisa menciptakan ejakulasi.
- Pasangan perempuan kemudian mewasiatkan tekanan lembut pada penis tepat dibelakang kepala penis hingga sensasi tertera menghilang.
- laki-laki bernapas dekat dan merasakan sensasi termuat dan berikhtiar mengendalikannya.
- kalau sensasi telah lucut sehingga rangsangan sanggup diberikan kembali oleh pasangan wanita.
- lakukan berulang-ulang sampai langka lebih 10 kali
- setelah berlatih kiat ini, pasangan mampu jalankan pertalian seksual bersama pasangan perempuan kaya di situs atas
- Arah pikiran dan fokus Arahkan pikiran untuk sesuatu yang tak ada sangkut pautnya dgn sex ketika berhubungan badan. dapat pula sambil memikirkan yang tidak sukai. hal ini akan menyusutkan rangsangan yg diterima.
- mengecilkan sensitifitas bagi penis. gunakan kondom, cream atau media berikan sex yang lain yg mampu mengurangi rangsangan yang di terima oleh pihak pria Kondom yang dipakai sebaiknya yang takaran tebal agar dapat menyusutkan rangsangan yg bakal sampai nanti.
- tempat yg sesuai Carilah posisi-posisi jalinan intim yang biasanya mampu anda nikmati dekat disaat yg lama Pakailah lokasi tertulis di perdana permainan agar mampu giat kolot dan pasangan anda bisa orgasme atau keluar lebih dahulu.

usaha ini pass efektif kepada mengontrol ejakulasi. metode yg dilakukan yakni :

1. Pasangan wanita mengawali dgn rangsangan buat penis cowok dan menghentikannya disaat cowok merasakan sensasi yg sanggup menghasilkan ejakulasi.
2. Pasangan perempuan seterusnya menurunkan tindihan lembut kepada penis pas dibelakang sirah penis hingga sensasi terkandung menghilang.
3. cowok bernapas dalam dan merasakan sensasi termasuk dan mengupayakan mengendalikannya.
4. jika sensasi telah menguap sehingga rangsangan mampu diberikan juga oleh pasangan wanita.
5. melakukan melayut sampai garib lebih 10 kali

Latihan ini ialah latihan penggarapan diri di dekat berhubungan intim. bila pertanyaan masih belum sanggup terpecahkan serta-merta menghubungi dokter spesialis andrologi Klinik apollo pada wawancara lebih lanjut di Hotline No. (021)-62303060.

Definisi Kulup panjang | Sunat di Jakarta

Ejakulasi dini bahaya | Klinik kelamin di Jakarta

Konsultasi Dokter klinik apollo | Free Consultasion