Parkinson sebagai penyakit autoimun?
Kita
akan membahas mengenai kemungkinan penyakit Parkinson sebagai penyakit autoimun
dalam artikel ini. Namun sebelumnya, baiklah kita mengenal lebih dalam mengenai
fakta-fakta penyakit Parkinson. Penyakit
Parkinson merupakan penyakit yang umumnya menyerang di usia 60 tahun ke atas.
Akan tetapi pada kasus penyakit Parkinson yang disebabkan oleh faktor genetik, gejala
awalnya sudah dapat dirasakan di usia 45 tahun. Selain itu, sekitar 1% dari
jumlah penderita penyakit Parkinson merupakan orang di usia lebih dari 55
tahun. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa Parkinson umumnya menyerang di usia
yang sudah cukup tua. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa terdapat interaksi
yang cukup kompleks antara faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan
kemunculan penyakit Parkinson.
Akan
tetapi dalam hasil penulisan yang dilakukan oleh Titiek Sunaryati seorang dosen
di Fakultas Kedokteran, Penyakit Parkinson digolongkan menjadi dua jenis
berdasarkan kemungkinan penyebabnya. Penyakit Parkinson jenis pertama dikenal
dengan istilah “Parkinson primer”. Penyakit Parkinson primer merupakan
Parkinson klasik yang digolongkan tidak diketahui penyebabnya. Maksudnya disini
tidak diketahui penyebabnya sebagai kejadian di luar tubuh, tetapi kemungkinan
penyebab seperti kebanyakan penyakit mutasi genetik lainnya tetap ada. Jenis
yang kedua dikenal sebagai “Parkinson sekunder”. Penyakit Parkinson jenis ini
memiliki kemungkinan diakibatkan oleh kejadian di luar tubuh seperti, keracunan
akibat konsumsi obat-obatan, trauma yang disebabkan oleh cedera kepala,
konsumsi air keruh dari sumur, dan terekspos pada pestisida.
Gejala Gejala Parkinson
Penyakit
Parkinson juga memiliki gejala-gejala yang ditunjukkan oleh penderita.
Gejala-gejala tersebut umumnya berupa gangguan gerak motorik seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi juga terdapat gejala lainnya. Apa saja
gejala dari penyakit Parkinson? Simaklah rangkuman berikut ini. Gejala-gejala
klinis penyakit Parkinson meliputi:
·
Terjadi tremor; tremor
merupakan getara pada tubuh seperti menggigil yang terjadi tanpa disadari oleh
penderita. Pada penderita penyakit Parkinson, tremor terjadi umumnya dalam
keadaan istirahat atau rileks. Contohnya ketika mayoritas anggota badan sedang
dalam keadaan diam, maka akan terjadi tremor yang akan menurun intensitasnya ketika
penderita mulai melakukan gerakan lain. Gejala tremor merupakan gejala utama
pada penderita penyakit Parkinson karena merupakan gejala yang paling umum
terjadi dan paling jelas terlihat.
·
Kaku (Rigiditas); kekakuan
pada tubuh penderita Parkinson yang muncul sebagai kombinasi keadaan ketika
tidak terjadi tremor pada penderita. Ketika tremor istirahat dengan
digerakkannya anggota tubuh, maka anggota tubuh yang pasif tersebut bergerak
dan menghasilkan gerakan yang kaku.
·
Akinesia/ Brakidinesia;
yang dimaksud dalam gejala ini adalah terjadinya keterlambatan gerak atau
bahkan tidak terjadi gerak motorik yang umumnya terjadi. Contohnya,
berkurangnya kedipan mata, suara yang bervolume kecil, air liur menetes di luar
kesadaran, tulisan dengan ukuran semakin kecil, berjalan dengan langkah kecil,
mengalami kesulitan dalam duduk lalu berdiri, dan kesulitan dalam mengontrol
gerakan cepat.
·
Hilang Refleks Postural; penderita
penyakit Parkinson kehilangan refleks postural yang menyebabkan gangguan
keseimbangan tubuh. Penderita penyakit Parkinson akan mudah terjatuh dan/ atau
mengalami kejadian lain akibat tidak adanya refleks postural lagi untuk
mendukung aktivitas tubuhnya.
Lebih
khusus terdapat beberapa gejala lain yang umumnya ditunjukkan oleh penderita
penyakit Parkinson. Berikut ini beberapa gejala tersebut: (1) Mengalami
gangguan postur, seperti dalam berjalan dan menjejak serta meninggalkan tanah,
(2) Mengalami kekakuan pada leher mereka sebagai akibat dari penurunan
swing-arm, (3) Penderita penyakit Parkinson mengalami kebungkukan atau tubuh
tertekuk, contoh dalam kondisi terparah adalah kepala dan bahu atas dapa
bengkok di sudut kanan, (4) Monoton berbicara, dan (5) Gangguan dalam kemampuan
menelan atau dikenal juga dengan Disfagia.
Selain
gangguan motorik, penyakit Parkinson juga diketahui dapat mengakibatkan
gangguan kognitif serta suasana hati (mood).
Gangguan kognitif yang umumnya menyerang penderita penyakit Parkinson adalah:
·
Demensia; merupakan
gangguan yang dialami sekitar 20-40% penderita penyakit Parkinson. Biasanya
ditandai dengan terjadinya keterlambatan proses berpikir dan kesulitan dalam
memikirkan pemikiran yang abstrak atau mengulang memori, serta kesulitan
mengatur perilaku, sering berhalusinasi, dan muncul delusi serta paranoid.
·
Hilangnya memori jangka
pendek; umumnya memori yang hilang tersebut akan sering memunculkan peristiwa recall (mengingat kembali secara
berulang), sehingga penderita akan mengalami gangguan dalam mengingat.
·
Gangguan dalam bahasa;
kesulitan ini tidak dalam lingkup motorik berbicaranya, melainkan dalam
kelancaran penggunaan pembendaharaan kata serta pemahaman dari isi pidato yang
tersampaikan.
·
Insomnia; insomnia ini
kemudian akan mengakibatkan penderita penyakit Parkinson akan mengantuk
berlebihan di siang hari dan mengganggu kemampuan kognitif.
·
Gangguan visual;
kesulitan dalam kemampuan spasial, warna, dan okulomotor.
·
Mudah pusing dan pingsan;
keadaan ini diakibatkan oleh kegagalan sistem saraf mengatur tekanan darah
sebagai respon dari posisi tubuh yang berubah. Misal bangun dari tidur.
·
Berkurangnya kemampuan
ruang tiga-dimensi
·
Hyposmia; berkurangnya
kemampuan atau hilangnya kemampuan indera penciuman disebabkan oleh kekakuan
sendi pada indera penciuman.
·
Kulit berminyak
·
Sembelit
Penyebab Parkinson
Lebih
lanjut kita akan mulai mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan penyebab dari
penyakit Parkinson, berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Setelah mengidentifikasinya kita akan menemukan kemungkinan hubungan antara
penyakit Parkinson dan penyakit yang disebabkan oleh autoimun lainnya. Salah
satu teori yang paling banyak dipercaya penyebab dari penyakit Parkinson
merupakan penyebab tunggal, berupa kelainan kombinasi genetik dengan tekanan
yang dihasilkan oleh lingkungan kemudian menyebabkan kematian sel otak.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 5-10% penderita penyakit Parkinson mengalami
mutasi gen tertentu.
Teori
lain mengenai penyebab penyakit Parkinson adalah teori hipotesis oksidasi.
Kemungkinan bahwa keadaan dimana terbentuk senyawa kimia ketika dopamine diurai
dan tergabung dengan oksigen. Keadaan ini kemudian akan membentuk hydrogen
peroksida. Jika hyhdrogen peroksida diproduksi dalam waktu singkat dan jumlah
banyak, maka dapat menyebabkan radikal bebas. Radikal bebas yang kemudian bereaksi
dengan membrane sel dapat menyebabkan kerusakan atau kematian sel yang menjadi
salah satu penyebab penyakit Parkinson. Hal-hal lain yang dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya radikal bebas adalah kadar glutation yang berkurang dan
zat besi pada otak terus meningkat. Jadi ketika dopamine terurai, terjadi
radikal bebas, dan peroksidasi lipid meningkat maka hipotesis oksidasi pun
didukung.
Teori
terbaru mengenai penyakit Parkinson adalah teori yang dikemukakan oleh
professor Neurologi David Sulzer. Teori ini dikemukan di tahun 2014 bahwa ada
kemungkinan penyakit Parkinson memiliki kesamaan dengan penyakit autoimun
lainnya. Pertama haruslah diketahui bahwa penyakit autoimun merupakan penyakit
yang menyebabkan kekacauan sistem kekebalan tubuh, yang menyerang protein pada
tubuh seperti pada zat asing. Fakta mengejutkannya adalah ketika kebanyakan
penderita penyakit autoimun biasanya juga mengidap penyakit Parkinson.
Lalu
sebenarnya bagaimanakah teori David Sulzer yang mengindikasikan bahwa penyakit Parkinson
merupakan penyakit autoimun? David Sulzer melakukan penelitian terhadap neuron
dalam otak manusia. Hipotesis yang dibuat adalah mengenai neuron dan sistem
kekebalan tubuh. Umum diketahui oleh para ahli neurobiology adalah neuron pada
otak imun (terlindung) dari serangan yang dilakukan oleh sistem kekebalan
tubuh. Terdapat dua neuron pada otak manusia dan salah satunya adalah neuron
dopamine yang mengalami kerusakan pada penderita penyakit Parkinson. Neuron
tidak memiliki antigen yang dapat diserang oleh sistem kekebalan tubuh jika
mendapati antigen asing. Oleh karena itu, antigen tidak mungkin diserang oleh
sistem kekebalan tubuh. Nyatanya, penelitian David Sulzer menemukan bahwa
terdapat neuron yang menampilkan antigen. Antigen yang dimunculkan oleh neuron dilakukan
dengan protein khusus yaitu MHCs. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada penderita Parkinson, neuron
menggunakan protein MHC-1 untuk menunjukkan antigen. Neuron yang responsif
menampilkan gen dengan protein MHC-1 merupakan neuron yang terpengaruh oleh
penyakit Parkinson. Kemudian antigen ini dikenali oleh sistem kekebalan tubuh
sebagai antigen asing dan diserang. Ketika neuron terus menampilkan “antigen
asing” pada penderita pasien, maka sistem kekebalan tubuh akan terus membunuh
neuron pada otak. Keadaan ini sangatlah mirip dengan keadaan pada pasien
autoimun, oleh karena terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa resiko
terbunuhnya neuron pada penderita penyakit Parkinson dapat dicegah seperti pada
penderita penyakit autoimun. Akan tetapi David Sulzer belum dapat menjamin
apakah dengan mencegah terbunuhnya neuron seperti pada penyakit autoimun, akan
memperbaiki keadaan penderita secara langsung. Karena mungkin saja terbunuhnya
neuron bukanlah satu-satunya faktor yang memperburuk keadaan pasien. Oleh
karena itu, masih dibutuhkan penelitian lebih mendalam mengenai sistem
kekebalan tubuh pada penderita penyakit Parkinson. Jika memang penyakit
Parkinson tergolong merupakan penyakit autoimun, diharapkan dengan melakukan
berbagai macam proses penyembuhan dapat dicegah terjadinya kematian sel pada
otak.
Demikianlah
pemaparan fakta-fakta mengenai penyakit Parkinson yang memang menunjukkan
kesamaan reaksi dalam tubuh dengan penyakit autoimun lainnya. Hal yang
terpenting untuk diketahui adalah memang terjadi penyerangan terhadap neuron
yang dianggap asing pada otak oleh sistem kekebalan tubuh. Kematian neuron
merupakan salah satu faktor penyebab gejala-gejala yang ditunjukkan oleh
penderita Parkinson. Jadi bagaimana menurutmu? Apakah Parkinson memang dapat
digolongkan penyakit autoimun? Atau kamu sependapat bahwa masih perlu dilakukan
penelitian yang lebih dalam lagi?
Memperkenalkan..Produk 4Life Transfer Factor, Produk inovatif terdepan untuk memerangi gangguan Autoimun,Mengapa Transfer Factor?
Transfer Factor adalah molekul cerdas yang bekerja menurunkan,mendidik dan menstabilkan imun hiperaktif kita..
Transfer Factor adalah produk dengan kualitas terdepan yang mampu memberikan harapan baru bagi penderita Autoimun.
Info lanjut hubungi:
ani purwati
HP/WA: 081911562390
www.ani-4lifetransferfactor.com
Memperkenalkan..Produk 4Life Transfer Factor, Produk inovatif terdepan untuk memerangi gangguan Autoimun,Mengapa Transfer Factor?
Transfer Factor adalah molekul cerdas yang bekerja menurunkan,mendidik dan menstabilkan imun hiperaktif kita..
Transfer Factor adalah produk dengan kualitas terdepan yang mampu memberikan harapan baru bagi penderita Autoimun.
Info lanjut hubungi:
ani purwati
HP/WA: 081911562390
www.ani-4lifetransferfactor.com